Al-Quran adalah Mu`jizat Terakhir dan Abadi


Al-Quran adalah mu`jizat abadi dari Nabi Terakhir. Meskipun nabi-nabi lain, seperti Ibrahim, Musa, dan Isa membawa Kitab Suci dan mu`jizat, namun jelas bahwa masing-masing dari mu`jizat mereka adalah suatu peristiwa yang bersifat sementara dan cepat berlalu.

Basis dari mu`jizat yang dibawakan oleh Nabi  Terakhir adalah Kitab Sucinya, sekaligus demonstrasi  atas misi kenabiannya. Karena itu mu`jizat yang terakhir berbeda dengan mu`jizat-mu`jizat sebelumnya. Ia bersifat permanen dan abadi, tidak temporer dan tidak cepat berlalu. Mu`jizat penutup para nabi adalah sesuai dengan tuntutan  zaman, yaitu zaman ilmu pengetahuan, peradaban, dan kebudayaan. Kemajuan di bidang-bidang ini sedikit demi sedikit dapat mengungkap beberapa aspek dari mu`jizat Kitab Suci ini yang belum diketahui sebelumnya.

Al-Quran adalah sebuah Kitab yang sempuma. Ia memuat dan menerangkan tujuan puncak umat manusia dengan bukti-bukti kuat dan sempuma. Al-Quran menandaskan, bahwa manusia akan selalu mengalami pertentangan-pertentangan,   kecuali   jika   mereka   merujuk kepada Al-Quran dan kenabian Muhammad. Ia menjelaskan segala persoalan yang dihadapi manusia. Ayat-ayat berikut menjelaskan persoalan ini.

o   Alif lam mim. Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (Qs. 2/Al-Baqarah: 1-2)

o   (Beberapa hari yang diwajibkan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi  manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). (Qs. 2/Al-Baqarah: 185)

o   … (Al-Quran) menunjukkan kepada kebenaran dan jalan yang lurus. (Qs. 46/Al-Ahqaf: 30)

o   Kami turunkan Al-Quran kepadamu dengan membawa kebenaran, untuk membenarkan dan mengoreksi kitab yang sebelumnya. (Qs. 5/Al-Maidah: 48)

o   Kami menurunkan Al-Quran kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu. (Qs An-Nahl: 89)

Oleh karena itu, Al-Quran adalah sandaran kenabian, sebagai rahmat dari Allah Yang Maha Kuasa. Al-Quran menegaskan bahwa ia adalah Firman Allah Yang Maha  Agung, yang diwahyukan kepada Nabi dalam bentuk kata- kata, seperti yang kita baca sekarang ini. Ayat berikut secara eksplisit menyatakan keberadaan Al-Quran sebagai mu`jizat yang berada di luar jangkauan manusia.

Atau mereka mengatakan: "Muhammad membuat-buat Al- Quran. KatakanIah: Datangkanlah sebuah surat yang menyamai Al-Quran dan panggillah orang-orang yang dapat kau panggil (untuk membantumu), jika kamu orang-orang yang benar." (QS Yunus/l0:38)

Kemu`jizatan lainnya dari Al-Quran adalah isinya yang saling menjelaskan. Tidak ada satu pernyataan pun yang  saling bertentangan, baik dalam gaya, ungkapan, istilah, ataupun maknanya. Tidak ada kesalahan sedikit pun dalam Al-Quran. Dalam QS AI-Nisa/4:82 disebutkan:

Tidakkah mereka merenungkan Al-Quran? Sekiranya ia bukan (diturunkan) dari Allah, tentu mereka akan menemukan banyak pertentangan di dalamnya.

Al-Quran merupakan sebuah Kitab Universal. Ia tidak dikhususkan untuk bangsa tertentu dan waktu tertentu, melainkan untuk semua manusia sepanjang waktu. Ia tidak pernah mengkhususkan pembicaraannya hanya untuk bangsa Arab saja, tidak pula untuk bangsa lain. Tapi Al-Quran menyeru setiap kelompok manusia melalui hujjah (argumen- tasi) dan penalaran. Al-Quran berbicara kepada kaum Muslim ataupun non-Muslim. Al-Quran menyeru Ahli Kitab, Yahudi, Kristen, Bani Isra'il, orang kafir, orang musyrik; kepada laki- laki dan perempuan.

Kemu`jizatan Al-Quran sudah banyak terbukti oleh perjalanan waktu. Surat Al-Rum/30:1-6 cukup menjadi bukti akan kebenaran Al-Quran. Kekalahan Negara Adikuasa Romawi oleh rivalnya Persia, dan ramalan Al-Quran tentang kemenangan kembali bangsa Romawi atas bangsa Persia hanya dalam waktu kurang dari sepuluh tahun, disaksikan sendiri oleh Rasulullah saw. dan umat Islam serta orang- orang yang mendustakan kenabian. Malah, ramalan kemenangan Islam di seantero dunia menguasai negara- negara adikuasa Romawi dan Persia, telah terbuktikan pula hanya sekitar 12 tahun setelah wafatnya Rasulullah Saw.

Berdasarkan pernyataan surat 17/Al-Isra: 90-93 dan surat 29/Al-Ankabut ayat 50 serta bukti-bukti  historis tentang kemu`jizatan Al-Quran, beberapa orang orientalis dan Pendeta Kristen menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad tidak memiliki mu`jizat selain Al-Quran. Malah sebagian Cendekiawan Muslim pun ada yang menerima gagasan ini.

Mereka menjelaskan, bahwa mu`jizat adalah suatu demonstrasi yang dapat memuaskan anak-anak dan manusia yang belum matang kedewasaannya, yang  sangat  ingin melihat kejadian-kejadian aneh di luar kebiasaan manusia. Manusia yang telah  matang tidak  akan  menaruh kepedulian terhadap kejadian-kejadian supernatural, karena mereka lebih mementingkan logika. Manusia yang dihadapi oleh Nabi Terakhir adalah manusia yang hidup di zaman logika dan kebijaksanaan, bukannya zaman takhayul dan halusinasi subyektif.

Nabi Terakhir, dengan perintah Allah, menolak tuntutan untuk memperlihatkan mu`jizat selain Al-Quran. Berbeda dengan nabi-nabi sebelumnya yang terpaksa menyandarkan diri pada mu`jizat dan kejadian-kejadian yang bersifat supernatural, karena pada saat itu umat manusia belum bisa diajak untuk menggunakan logika. Pada zaman Nabi Terakhir, masyarakat manusia telah melampaui masa kanak-kanaknya dan sudah mencapai usia kematangan intelektual.

No comments:

Post a Comment