MENYAMAKAN PERSEPSI TENTANG ISLAM

Ada 3 Poin Yang harus di lihat dalam memahami dan menyamakan persepsi tentang apa itu islam sebenarnya


1. Apakah Islam mu sama dengan Islam ku ?
 Apa itu Islam? Pertanyaan ini harus dijawab terlebih dahulu, agar kita bisa mengamalkan Islam dengan benar. Sederhana saja, bagaimana mungkin kita mengamalkan Islam dengan benar jika kita tidak paham Islam.


Terlebih-lebih lagi bagi kaum terpelajar seperti mahasiswa. Mereka kelak akan menjadi pemimpin masyarakat. Bahkan, masing-masing kita pun adalah pemimpin. Sabda Nabi Saw: “Kullukum ra'in wa kullukum mas-ulun'an ra'iyyatihi” (Masing-masing kamu adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya). Padahal, tindakan seorang pemimpin akan berdampak luas pada masyarakat yang dipimpinnya.


Tindakan kepala keluarga akan berdampak terhadap istri, anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Dalam hal keberagamaan sangat jelas terlihat, mana keluarga yang religius dan mana pula keluarga yang tidak religius. Pandangan hidup kepala keluarga yang disinari Islam berdampak pada ketaatan beragama anggota-anggota keluarga yang dipimpinnya. Demikian juga tindakan pemimpin-pemimpin lainnya. Pandangan hidup Kepala Sekolah yang disinari Islam terlihat jelas dalam penciptaan iklim sekolah yang berkualitas dan religius/Islami. Pandangan hidup Rektor yang disinari Islam terlihat jelas bukan hanya dalam penciptaan iklim universitas yang tampak religius, tapi terutama dalam pola penyusunan rencana dan pelaksanaan program yang berorientasi kualitas, produktivitas, penuh makna, dan juga memelihara Ilmu-ilmu Islam. Pandangan hidup Kepala Dinas yang disinari Islam tercermin bukan hanya dalam penciptaan iklim religi di kantor dinas yang dipimpinnya,  tapi   terutama   lagi   dari   pola penyusunan rencana dan pelaksanaan program yang berorientasi kualitas, produktivitas, penuh makna, dan memberikan manfaat kepada masyarakat luas.

"Bila ingin mengamalkan Islam secara benar, terlebih dahulu kita harus memahami Islam dengan benar !"



2. Apakah Islam Kita Sama Dengan Islam Rasulullah ?

Mengapa tindakan seorang muslim – terlebih-lebih yang memangku jabatan sebagai pemimpin – harus selalu memperhitungkan tindakan-tindakan dan dampak dari tindakan-tindakan yang dipilihnya? Sebabnya, segala tindakan seorang muslim akan dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah SWT sesuai dengan beban amanah yang dipikulnya. Semakin tinggi tingkat kepemimpinan seseorang, maka akan semakin besar pula pertanggungjawabnya di hadapan Allah SWT.

Jika Islam yang kita pahami menyimpang dari Islam yang diajarkan oleh Rasulullah Saw, maka tindakan kita akan menyimpang dari Islam. Bagi seorang pemimpin, tindakan yang menyimpang dari Islam sama saja dengan merusak ajaran Islam. Na`udzu billahi min dzalik.

Dalam surat At-Tahrim/66 ayat 6 Allah SWT berfirman yang artinya:

"Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

Perintah agama agar masing-masing kita menjaga diri sendiri dan keluarga dari api neraka menunjukkan bahwa masing-masing kita harus memahami dan mengamalkan Islam dengan benar, agar tindakan-tindakan kita tidak membawa kita ke neraka. Na`udzu billahi min dzalik.

"Islam yang kita pahami harus sama dengan Islam yang diajarkan Rasulullah Saw."



3. Dalam hal apa kita harus sama tentang Islam?

Oleh karena itulah kita perlu menyamakan persepsi dan pemahaman kita tentang Islam, apa Islam itu? Apakah Islam yang saya pahami sama dengan Islam yang anda pahami? Islamku dan Islammu haruslah sama.
Tentu, pengertian harus sama di sini bukannya  sama dalam segala hal. Sebabnya, realitasnya cara  shalat kita pun – detail-detailnya, atau furu`iyyah-nya – ada perbedaan-perbedaan. Hal-hal yang detail, hal-hal yang furu`iyyah tidak harus sama. Yang harus sama adalah hal-hal yang prinsipal, yang fundamental. Hal-hal yang harus sama adalah misi dan tujuan umum agama Islam.

Permasalahan ini sengaja dilontarkan, karena bagi kita yang beragama Islam, nama “Islam” itu sudah melekat dalam diri kita masing-masing. Ketika kita membuat KTP dan petugas desa/kelurahan menanyakan apa agamamu, tanpa berpikir terlebih dahulu kita jawab “Islam”. Sama halnya ketika petugas desa/kelurahan bertanya tentang “nama” kita, kita pun menjawabnya tanpa harus berpikir terlebih dahulu. Hal ini menunjukkan bahwa “Islam” memang sudah melekat dalam diri kita masing-masing.

Tapi, apakah setiap kita memiliki pandangan yang sama tentang Islam? Saya beragama Islam dan Anda pun beragama Islam. Apakah Islam yang saya pahami sama seperti yang Anda pahami? Apakah Islam yang Anda pahami sama seperti yang dipahami orang lain? Nah, di sini kita mulai mengerutkan dahi. Terhadap pertanyaan- pertanyaan ini kita mulai sulit menjawab. Jawaban yang paling mudah adalah: Islam yang saya pahami bisa sama dan bisa berbeda dengan yang Anda pahami. Demikian  juga Islam yang Anda pahami mungkin sama atau mungkin juga berbeda dengan Islam yang dipahami orang lain. Artinya, pandangan masing-masing kita tentang Islam bisa sama dan bisa juga berbeda-beda.

Terhadap pertanyaan berikut ini kita akan memberikan jawaban yang sama. Misalnya, apakah setiap orang Islam wajib mengerjakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, membayar zakat, dan menunaikan ibadah haji? Pasti masing-masing kita memiliki jawaban yang sama: Setiap  orang Islam  wajib  mengerjakan  shalatlima waktu; setiap orang Islam wajib berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan; setiap muzakki (orang yang memiliki harta halal dan telah mencapai batas minimal zakat) wajib membayar zakat kepada mustahiq zakat (orang-orang yang berhak menerima zakat); dan bagi orang yang telah memiliki bekal berhaji yang halal wajib menunaikan ibadah haji

Persepsi tentang hal-hal berikut pasti sama:
a.   shalat 5 waktu wajib
b.      puas ramadhan wajib
c.   zakat wajib
d.   haji wajib



"Kita harus menyamakan persepsi tentang Islam Hal-hal yang harus sama adalah misi dan tujuan umum agama Islam."

No comments:

Post a Comment